Hikmah Dibalik Perjanjian Hudaibiyah, Simbol Diplomasi Perdamaian Rasulullah saw

 

Hikmah Dibalik Perjanjian Hudaibiyah, Simbol Diplomasi Perdamaian Rasulullah saw


Perjanjian Hudaibiyah merupakan perjanjian antara kaum muslimin dan kaum Quraisy yang terjadi pada tahun keenam hijriyah. Setidaknya ada empat isi Perjanjian Hudaibiyah yang menjadi kesepakatan kedua kaum tersebut.


pada saat itu, umat Islam bersama dengan Nabi Muhammad SAW akan berangkat menuju Makkah untuk menunaikan ibadah haji, akan tetapi para pemuka kaum kafir Quraisy bersikeras tidak mengizinkan rombongan umat Islam memasuki Kota Makkah.


Isi Perjanjian Hudaibiyah

Kedua belah pihak bersedia menghentikan gencatan senjata selama 10 tahun.

Setiap orang diberi kebebasan untuk memilih menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW atau menjadi bagian dari kaum kafir Quraisy.


Kaum muslimin wajib untuk mengembalikan orang Makkah yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW di Madinah tanpa alasan yang benar kepada walinya, sedangkan kaum kafir Quraisy tidak wajib mengembalikan orang Madinah yang menjadi pengikut mereka.

Kunjungan rombongan umat Islam untuk menunaikan ibadah haji ditangguhkan pada tahun berikutnya. Lama kunjungan paling lama adalah 3 hari dan tidak diperbolehkan membawa senjata.

Masih dalam buku yang sama, setelah adanya Perjanjian Hudaibiyah tersebut akhirnya situasi menjadi aman dan tidak ada peperangan. Bahkan, pengikut Nabi Muhammad SAW yang pada awalnya hanya berjumlah 1.400 orang bertambah menjadi hampir 10.000 orang.


Pada awalnya, para sahabat Nabi SAW tidak menyetujui isi Perjanjian Hudaibiyah karena dianggap merugikan umat Islam. Namun, Nabi Muhammad SAW menyikapi perjanjian Hudaibiyah dengan sangat arif bahkan memanfaatkan situasi aman dan damai.


Beliau mengirimkan duta-dutanya ke negara tetangga untuk memeluk agama Islam, meskipun tak semua menerima tapi dengan dikirimnya duta tersebut menambah jumlah pengikut Nabi Muhammad SAW.


Hikmah Dibuatnya Perjanjian Hudaibiyah

Secara lebih jelas lagi hikmah terjadinya perjanjian Hudaibiyah ini juga disampaikan dalam buku Islam Agama Perdamaian: Pelajaran dari Perjanjian Hudaibiyah karya Ahmad Sarwat. Berikut ini penjelasannya:


1. Dampak ekonomis, dari perjanjian ini membuat perang yang sudah lama berlangsung tiba-tiba berubah jadi damai dan aman, setidaknya selama 10 tahun ke depan semenjak perjanjian tersebut disepakati. Selain itu, biaya perang yang teramat besar juga dapat dialokasikan untuk pengembangan perekonomian di Madinah serta biaya dakwah dan penyebaran agama Islam di banyak wilayah.


2. Menghentikan korban jiwa, dari perjanjian tersebut nyawa para sahabat Nabi SAW yang tiap saat mati syahid jadi lebih dihargai. Tidak ada lagi seorang istri yang janda dan tidak ada lagi anak yatim tanpa pengasuhan orang tua. Jihad sudah tidak lagi harus mengorbankan nyawa namun bisa juga melalui dakwah dan keilmuan


3. Kesempatan dakwah, ini tentu saja menjadi kesempatan emas karena sudah tidak ada lagi perang terjadi. Wilayah dakwah jadi lebih luas dan merata ke seluruh Jazirah Arabia tanpa terkecuali.


4. Dakwah Mancanegara, sejak saat itu Nabi SAW mulai lebih bisa berkonsentrasi untuk memikirkan penyebaran dakwah ke seluruh penjuru dunia.


5. Kesempatan mendapat Hidayah, para musuh dakwah Rasulullah SAW justru sering untuk menghadiri berbagai majelis dakwah, untuk kemudian merenungi prinsip-prinsip ajaran Islam yang selama ini mereka tentang. Tentu hal ini menjadi hikmah yang sangat positif dari perjanjian Hudaibiyah tersebut.


Begini kita tahu dalam perdamaian Hudaibiyah itu.. poin-poinnya semuanya merugikan Islam diantaranya adalah jika yang Islam masuk kafir harus dibiarkan karena Berarti masuk ke habitat asli karena Nabi sebelum jadi nanti komunitas pokok itu kafir sehingga kalau kita masuk kafir kembali ke habitat 


Tetapi kalau kafir masuk Islam itu harus dikembalikan karena dianggap bid'ah Maka kalau kamu dituduh Bid'ah itu tenang saja,

dulu Nabi itu dituduh (...) kamu datang dengan agama yang baru

Cuma tidak diteruskan (...)  


Jadi orang-orang kafir dulu kalau mengomentari nabi (...) 

kamu datang dengan agama yang baru.


Nabi mengiyakan semua perjanjian yang merugikan Islam itu dan Nabi menerima.


Tetapi Nabi Hanya satu hal jangan ada Perang 10 tahun dan orang boleh seminar boleh diskusi tentang Islam.


yakni dengerin betul ya. Saya tidak akan profokatif Jadi ini pakai logika nanti bisa dipakai disertasi Doktor 


Saya minta orang boleh diskusi boleh seminar tentang islam


Akhirnya saat itu juga ada orang yang masuk Islam di depan tulisan (perjanjian) belum kering, datang ke situ Namanya Abu jandal Bin suhail Bin Amr , datang ke Nabi Ya Rasulallah saya ini mau masuk Islam


kata orang-orang kafir ini pertama Muhammad kamu komitmen enggak sama Perjanjian Kalau kamu komitmen harus kamu kembalikan,


Nabi bilang ya abu jandal kamu kembali ke mereka ke habitat mereka yaitu di komunitas kafir, akhirnya abu jandal nangis

 

Umar bin Khattab itu mendekati Abu jandal kemudian memberi isyarat supaya ngambil pedangnya (bunuh saja orang" seperti ini "orang kafir") tapi abu jandal nggak mau. singkat cerita akhirnya kembali ke komunitas kafir.


(...)

Yang namanya perang Itu menjadikan orang tidak berpikir jernih, ini poin yang diambil oleh Rasulullah, kalau dibahasakan nabi curi kesempatan masa nabi dikatakan mencuri kesempatan meskipun itu hanya bahasa ya, nggak mungkin kita bahasan seperti itu. 


Kenapa ada perang berkesinambungan sampai tahun ke-8 Hijriyah mulai tahun kedua ada Perang Badar sampai tahun kedelapan perang terus, nabi sama orang kafir perang terus, akibatnya apa?


namanya perang itu ya nggak sempat berfikir, kalau orang Islam bertemu orang kafir "perang" akhirnya tidak sempat berfikir.


Padahal Islam itu bisa diterima oleh akal sehat harus lewat diskusi lewat pengamatan lewat pemikiran lewat pengendapan berpikir, 


makanya nabi Tau tentang hal ini, masalah besar kalau orang-orang itu perang terus itu gak sempat berfikir tentang Islam. ,

 gak sempat diskusi tentang Islam makanya nabi minta 1 poin

 

Oke perjanjian ini saya turutin (terima) semua tapi saya minta orang kafir semuanya boleh mendiskusikan Islam, boleh seminar tentang itu Mereka bilang mereka diskusi tentang Islam. Mereka mengiyakan atas 1 poin permintaan nabi.


 

Ada diskusi bertema nya gini kira-kira benar mana antara Muhammad dan Abu Jahal? Benar mana Tuhan Muhammad sama Tuhan Abu Jahal? keren mana?


diskusi...


Tuhan Muhammad itu kolik us samawati Wal ardhi yang menciptakan langit bumi sebagaimana kampanye Muhammad, ya mereka masih jangkar bilang "Muhammad"

 

 Kalau Tuhan kita!? berhala itu...

 

yang kita bikin yang kadang rusak yang kadang kehujanan, berlumut


terus diskusi...


Kayaknya benar Tuhannya Muhammad


Nabi Muhammad dulu tidak pernah berbohong, tetapi kalau abu Jahal? Suka berbohong, penyuruh juga.


Semua diskusi itu mengarah kepada kebenaran Islam.


Kalau kita ingin Indonesia damai, sebenarnya yang untung itu Islam karena tuhan yang menciptakan langit dan bumi Tentu nggak akan diperbandingkan atau akan dikalahkan oleh Tuhan yang lahirnya saja sudah di bumi


Misalnya kita menjual Tuhan Allah Siapa itu yang menciptakan langit bumi yang ada sebelum langit bumi dibandingkan dengan Tuhan yang lahirnya di bumi pada tanggal lahirnya ada aktenya  


Begitu juga memperbandingkan tokoh Muhammad itu siapa tokoh yang bisa menyatukan bangsa Arab, tokoh yang begini-begini yang sayang istri sayang keluarga dibandingkan dengan tokoh abu Jahal abu lahab yang bahas Jawanya penggaweane yang merugikan orang lain akhirnya Orang itu mulai tertarik sama Islam makanya kata syekh az-zuhri pakai bahasa dulu falam Yaakklim ahadun bil Islam tapi kalau sekarang yang populer bahasa yatakallamu yang benar tuh bahasa kalimaya yaklimu kalaman karena masdarnya itu kalam berarti tsulasi mujarrod tapi di fiil-nya itu mujarrodnya nggak berlaku, jadi difiilmya yatakkalama yatakallamu, tapi untuk masdarnya yang berlaku jadi ini anak unik, agak gak lazim meskinya takallama yatakallamuna taKaluman di masdarnya Kalam populer tapi difiilnya tidak populer.


ini penting sekali 


jadi menjual Islam Kalau boleh dibahasakan menjual itu tetep enak dalam kondisi damai karena kalau kita perang itu bawanya kalau ketemu ya perang kalau ketemu perang tidak sempat diskusi "sebenarnya yang benar itu Islam atau non Islam" karena tidak sempat berdiskusi orang ya milih yang kafir karena yang mayoritas yang kuat sementara Islam zaman itu lama. Nabi inginnya Damai 

orang boleh mendiskusikan benar mana kita dan mereka? ya setelah diskusi ya tadi kan nggak mungkin Allah yang begitu keren hebat Pencipta langit bumi dibandingkan berhala yang mengurus dirinya sendiri ada tidak bisa.


walhasil terus orang mulai tertarik sama Islam dan Aturannya nggak boleh dilarang diskusi itu. makanya saya pernah ditanya beberapa Profesor di Jogja "gus suatu saat kalau kampus paling keren di Jogja ini ada Islamic studies Kemudian pengajarnya dari berbagai agama ini Riskan nggak bagi Islam saya jawab asal yang didiskusikan "Islam" itu Nggak masalah yang repot diskusi tentang "umat Islam" karena kalau umat Islam yang jadi percontohan banyak raja yang dholim banyak pemikir muslim yang dholim identik dengan Islam itu jadi dholim kan ribet. ya kalau pas umat Islam kalau Islam yang kumat Yang jadi masalahnya kan jadi beda umat Islam sama Islam yang lagi apa kumat.


Singkat cerita terus islam mendapat posisi yang luar biasa.

(...)

ketika ada perdamaian dan orang merasa aman. mereka berdebat keren mana konsep Muhammad dengan konsep Abu Jahal keren mana konsep Tuhannya Muhammad dengan Tuhan kita (tim abu Jahal) diskusikan mereka akhirnya ikrar Wah yang bener ya Muhammad 

dimana-mana tuhan itu ya sebelum langit dan bumi di mana-mana Tuhan yang punya reputasi menciptakan masa tuhan reputasinya diciptakan kayak berhala dan sebagainya. Ibadah juga gitu ibadah orang kafir Kalau towaf telanjang, ibadahnya Muhammad santun pakai pakaian akhirnya mereka mulai tertarik.

Itulah isi Perjanjian Hudaibiyah, sebuah contoh diplomasi perdamaian yang pernah dibuat Rasulullah SAW.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keteladanan Kiai Maimoen Tentang Amplop Bisyaroh

"Ijazah dari KH Maimoen Zubair Agar Memperoleh Rezeki Yang Banyak dan Berkah"

15 MACAM QAUL DALAM FIQIH